Pergolakan
politik setelah pengumuman hasil Pemilu Serentak 2019 diperkirakan tidak akan
berlangsung sebentar. Sebab dikhawatirkan dapat memengaruhi kepercayaan
investor terhadap kondisi keamanan Indonesia. Selain itu, dampak dari situasi
yang tidak kondusif dikhawatirkan menghambat lalu lintas konsumsi bisnis dan
produktivitas di tengah puncak musim Lebaran.
Wakil
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan
bahwa gejolak politik yang memanas berdampak pada prospek ekonomi sepanjang
2019. Investor terus menunggu dan melihat untuk menginvestasikan dana mereka
sehingga sektor riil kembali lemah.
Dalam
jangka pendek, kerusuhan politik mengakibatkan penghentian kegiatan ekonomi
orang-orang yang terkena dampak. Beberapa toko dan kantor terpaksa menutup atau
memulangkan karyawan mereka lebih awal. Padahal, sebelum Lebaran, permintaan
dan produksi biasanya cenderung naik.
Sementara
itu, berbagai kebijakan diperlukan untuk menjaga stabilitas rupiah. Mengacu
pada nilai tukar Bloomberg, rupiah melemah menjadi Rp14.525 per dolar AS (USD),
sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa rupiah berada di
level Rp15.488 per USD.
Tahun
ini pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3 - 5,5 persen. Tahun depan pemerintah
menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,6 persen. Indonesia masih mengalami masalah
mendasar, yaitu defisit neraca perdagangan.
Pada
bulan April, defisitnya mencapai USD 2,50 miliar. Terbesar dalam sejarah.
Sementara itu, tantangan perdagangan ke depan semakin berat. Diantaranya
disebabkan oleh perang dagang yang tak berkesudahan dan tantangan ekspor minyak
sawit Indonesia yang masih mengalami kampanye hitam di Eropa.
Dinamika
politik ini memang sangat panas. Ini mungkin yang terpanas dalam sejarah pemilu
di Indonesia. Keberadaan media sosial dan percakapan publik dipenuhi dengan
ujaran kebencian, tipuan dan propaganda.
Perbedaan
pilihan dalam pemilihan bahkan dapat membuat pertemanan dan persaudaraan
meregang, bahkan terputus secara online dan offline. Dan tidak ada yang bisa
memastikan, kapan panasnya suhu politik di Indonesia akan mereda.
Meskipun
suhu politik sedang memanas, bisnis harus dapat berjalan dengan dingin.
Belajarlah dari setiap situasi. Kalangan bisnis umumnya memiliki strategi
sendiri dalam menghadapi ketidakpastian di tahun politik.
Nah
kali ini kami akan merangkum langkah-langkah bisnis di tahun politik yang
sering dilakukan oleh para pengusaha. Berikut uraiannya:
1. Menahan Investasi Besar
Jika
Anda berniat membuat proyek bisnis besar maka itu harus dijalankan atau dimulai
pada waktu yang tepat. Yakni, ketika kondisi ekonomi dan politik di negara itu
dalam kondisi baik. Sebagai sebuah industri, kalian harus menahan rencana
investasi besar mereka sampai pelantikan presiden baru atau kabinet pemerintah
baru.
2. Meningkatkan Target
Berbeda
halnya jika kalian sudah memiliki bisnis yang sudah berkembang cukup lama. Di
tahun politik ini, kalian mungkin harus meningkatkan target penjualan. Karena
hanya menjalankan langkah bisnis dalam situasi yang penuh ketidakpastian kadang
tidak cukup. Kalian harus memiliki skenario pemasaran dengan perencanaan yang
cermat, cermat, tepat dan disertai dengan strategi bisnis yang dapat
diwujudkan.
3. Milenial Branding
Millenial
adalah segmen pasar terbesar saat ini. Jadi penting untuk menargetkan generasi
muda sebagai sektor branding potensial. Branding milenial berarti pemasaran ke
pasar terbesar saat ini, yaitu generasi milenial dengan pendekatan yang
berbeda. Selain melewati iklan konvensional, juga melalui keterlibatan merek
dengan mereka. Branding digital perlu dibangun, terlepas dari politik
bertahun-tahun. Karena peluang harus selalu dicari untuk membuat pertumbuhan
bisnis.
Itulah
ulasan tentang rahasia agar bisnis tetap berkembang di tahun politik. Semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment